Membangun Kenyamanan Dengan Partisipan dalam Sesi Wawancara

Evan Gilang Ramadhan
3 min readAug 20, 2023

--

Fase awal ketika melakukan wawancara dengan partisipan merupakan fase yang krusial dan jadi salah satu faktor penentu lancarnya proses pengumpulan data.

Fase awal disini biasa dilakukan dengan menanyakan nama, kesibukan dan kegiatan sehari hari… Contohnya seperti:

“Seperti apa kesibukan anda?”

“Mungkin bisa diceritakan bagaimana kegiatan anda dari pagi hingga malam hari?”

Selain untuk mengetahui keseharian partisipan, pertanyaan ini bisa membantu kita untuk membangun kenyamanan, namun kenyamanan ini belum tentu langsung terbangun. Terlebih apabila partisipan yang kita ajak wawancara bukan tipikal orang yang langsung “klik” ketika diajak ngobrol.

Terkadang dengan sekedar bertanya pertanyaan pembuka tanpa membuat obrolan jadi menarik diawal sesi bisa membuat partisipan merasa canggung sepanjang sesi yang menyebabkan partisipan kurang lugas dalam menjawab dan kualitas jawaban jadi kurang bagus. Hal ini cukup berbahaya.

Fase awal dalam sesi wawancara harusnya menjadi sarana untuk kita melakukan ice breaking dengan partisipan, kita harus menemukan momen “klik” dengan partisipan sehingga kenyamanan terbangun antar dua pihak dan obrolan jadi lebih mengalir dan data yang dikumpulkan jadi lebih banyak.

Cara yang menurut saya ampuh untuk bisa segera “klik” dengan partisipan adalah dengan mencari kesamaan dengan partisipan. Kesamaan ini bisa dalam bentuk apa saja, misal kesamaan hobby, rutinitas sehari-hari, ketertarikan akan sesuatu, dan kesamaan-kesamaan lainnya.

Contoh

M: Moderator
P: Partisipan

M: “Boleh ceritain kegiatan mas sehari-hari?”

P: “Sehari-hari sih saya kerja mas, udah gitu aja terus, pulang istirahat sambil netflix-an”

M: “Ooh iya sibuk ya..” (Keadaan mungkin masih awkward, tapi coba cari celah untuk bisa mengobrol lebih banyak, bisa follow up terkait aktivitasnya mengenai kebiasaan nonton netflix)

M: “Wah sering Netflix-an nih kayanya ya, lagi nonton apa nih?”

P: “oooh ini mas, lagi nonton Demon Slayer mas, hehe” (ternyata partisipannya wibu, berhubung sama-sama suka anime jadi akan lebih mudah untuk nyambung)

M: “Wow mantap mas! saya juga lagi ngikutin. ternyata sama-sama suka anime juga nih sama kaya saya, Nezuko cakep ya mas!”

Karakter Nezuko dari Anime Demon Slayer (Kimetsu no Yaiba)

P: “Nah iya masss, cakep banget nezuko, saya suka banget sama dia mas. kawaii (lucu) soalnya”

Seperti yang dapat dilihat di contoh percakapan di atas, moderator mencoba menggali kesamaan dengan mencoba menggali aktivitas menonton yang biasa dilakukan partisipan. Setelah partisipan memberikan jawaban bahwa dia suka menonton Anime (yang ternyata moderator punya kesamaan yang sama) maka moderator bisa langsung merespon dengan menunjukan bahwa dirinya memiliki kesamaan dengan partisipan.

Ketika kesamaan sudah ditemukan, partisipan jadi lebih terbuka dan lebih lugas untuk menjawab pertanyaan. Silakan untuk melanjutkan ke pertanyaan utama untuk menggali data lebih dalam lagi!

Menemukan kesamaan ini bisa jadi susah-susah gampang, terkadang kesamaan tersebut bisa ditemukan lebih cepat, atau bisa jadi butuh waktu sedikit lebih lama. Tapi gapapa lebih baik menghabiskan 5–10 menit lebih lama untuk menemukan kesamaan daripada terburu-buru ke pertanyaan utama dalam kondisi masih canggung dan hasil yang didapatkan tidak bagus.

Kita harus jeli juga melihat celah untuk berimprovisasi dalam memberikan pertanyaan kepada partisipan yang berpotensi membuat obrolan jadi jauh lebih menarik. Ini memang perlu waktu, apabila kamu punya kebiasaan untuk melakukan basa-basi tentunya akan lebih mudah untuk mencairkan suasana dan mencari kesamaan dengan partisipan.

Ada cara lain yang kamu gunakan untuk membangun kenyamanan dengan partisipan? yuk bagikan ceritamu dan diskusi sama-sama!

--

--

Evan Gilang Ramadhan

I currently work as a Research Manager @ GizaLab, I love observing people!